- See more at: http://blog-rangga.blogspot.com/2013/01/cara-mengganti-icon-kursor-blog-dengan.html#sthash.s5C83OUE.dpuf

Pages

Kamis, 25 Desember 2014

Jalan Cinta Para Pejuang



Assalamu’alaikum ya akhi wa ukhti yang selalu dalam lindungan Allah,
Kali ini saya akan berbagi untaian sajak yang sangat indah yang tertulis dalam buku best seller “Jalan Cinta Para Pejuang” karya Salim A. Fillah. Semoga menginspirasi J
1.      Pada sub bab  “Kata di Jalan Cinta”, saya sangat menyukai kalimat
Tiga kata cinta Ummu Sulaim “Islammu, itulah maharku”.
2.      Di Terminal Keberangkatan Jalan Cinta Para Pejuang, saya menemukan sesuatu bahwa
Kata dapat mengubah jiwa manusia dan sesungguhnya, pada jiwa yang berubah terletak perubahan yang niscaya bagi dunia dan kehidupan”. (M. Fauzil ‘Adhim, inspiring words for writers)
3.      Memasuki langkah pertama terlihat
Cinta berjalan di hadapan kita dengan mengenakan gaun kelembutan. Tetapi sebagian kita lari darinya dalam ketakutan, atau bersembunyi dalam kegelapan. Dan sebagian yang lain mengikutinya untuk melakukan kejahatan atas nama cinta”. (Kahlil Gibran)
4.      Syair yang sangat dalam dari Kahlil Gibran.
Bila cinta memanggilmu, ikutlah dengannnya meki jalan yang kalian tempuh terjal dan berliku. Dan bila sayap – sayapnya merengkuhmu, pasrah dan menyerahlah meski pedang yang tersembunyi di balik sayap itu akan melukaimu”.
5.      Yang paling terenyuh ketika hujan dan awan saling melupakan,
....Aku tida tertarik siapa dirimu, atau bagaimana kau tiba disini. Aku ingin tahu apakah kau mau berdiri ditengah api bersamaku dan tak mundur teratur.
Aku tidak tertarik dimana atau dengan siapa kau belajar. Aku ingin tahu apakah yang menjagamu dari dalam, saat segala hal berjatuhan.
Aku ingin tahu apakah kau bisa sendirian bersama dirimu, dan apakah kau benar – benar menyukai temanmu di saat – saat hampa”.
(Jean Houston, A Passion for The Possible)
6.      Ini yang terkadang kita lupa,
kita yang menjalani hidup dengan mengalir seperti air mungkin lupa bahawa air hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah”.
7.      Ini memang benar,
Bukan kita yang memilih takdir. Takdirlah yang memilih kita
Bagaimanapun, takdir bagaikan angin bagi seorang pemanah.
Kita selalu harus mencoba untuk membidik dan melesatkannya di saat yang paling tepat”. (shalahuddin Al Ayyubi)
8.      Di jalan cinta para pejuang, ada gairah seperti khadijah, ada gairah seperti ‘Aisyah...
Jika cinta adalah matematika, maka yang mencintai kita akan mengalikan kebahagiaan sampai tak hingga, membagi kesedihan hingga tak berarti, menambah keyakinan hingga utuh, mengurang keraguan hingga habis”.
9.      Cinta Sebuah Kata Kerja
dalam makna memberi itu posisi kita sangat kuat:
Kita tak perlu kecewa atau terhina dengan penolakan,
Atau lemah atau melankolik saat kasih kandas karena takdirNya.
Sebab di sini kita justru sedang melakukan sebuah ‘pekerjaan jiwa’ yang besar dan agung: MENCINTAI”.
 (M. Anis Matta)
10.  Ukuran ketulusan dan kesejatian cintamu adalah apa yang kamu berikan padanya untuk membuat kehidupannya menjadi lebih baik. Maka kamu adalah air, maka kamu adalah matahari. Ia tumbuh dan berkembang dari siraman airmu. Ia besar dan berbuah dari sinar cahayamu”. (M. Anis Matta) 
11.  Kecocokan jiwa memang tak selalu sama rumusnya, ada dua sungai besar yang bertemu dan bermuara di laut yang satu; itu kesamaan. Ada panas dan dingin bertemu untuk mencapai kehangatan; itu keseimbangan. Ada hujan lebat berjumpa tanah subur, lalu menumbuhkan tama; itu kegenapan. Tapi satu hal tetap sama, mereka cocok karena bersama bertasbih memuji Allah, seperti segala sesuatu yang ada di langit dan bumi, ruku’ pada keagunganNya.
12.  Untuk kita yang selalu ragu,
Diperlukan suatu hentakan yakin yang akan melahirkan keberanian, keteguhan, dan kesabaran, bertolak dari jaminan yang tak pernah lapuk”.
13.  Dan aku ikut mengamininya,
Jadikan cintaku padaMu Ya Allah
Berhenti pada titik ketaatan meloncati rasa suka dan tak suka.
Karena aku tahu, mentaatiMu dalam hal yang tak kusukai
adalah kepayahan, perjuangan, dan gelimang pahala
karena seringkali ketidaksukaanku,
hanyalah bagian dari ketidaktahuanku”.

Demikianlah sebagian sajak yang ada dalam buku Jalan Cinta Para Pejuang, lebih lengkapnya silahkan beli dan baca bukunya!! Dijamin tidak akan merugi!!!
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

0 komentar:

Posting Komentar